Pembahasan Krisis Pelayanan
Kesehatan di Pulau Tujuh melalui Berfikir Kritis dan Religious Worldview
Bona Ega
NIM 102012233
F/F6
Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Ukrida
Fakultas kedokteran Universitas
Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta
Barat 11510
Pendahuluan
Hampir
semua daerah kepulauan di Indonesia mengalami nasib sama untuk peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakatnya. Sejumlah provinsi kepulauan mengalami
kendala dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat yang membutuhkan
sentuhan halus para pemberi pelayanan. Program alternatif untuk pemberantasan
penyakit didaerahnya, jumlah tenaga medisnya yang bertugas dipulau terpencil
sangat minim, walaupun sudah berupaya untuk menempatkan atau menyebarkan tenaga
dokter ke daerah pulau-pulau terpencil. Kebanyakan tim medis menolak untuk
ditempatkan di pulau terpencil. Sementara di pulau terpencil itu masyarat yang
terserang penyakit lebih banyak dibandingkan perkotaan.
Berpikir
kritis menuntut kita menangani masalah yang sejenis, yakni menangani masalah
kesehatan di pulau terpencil. Pengembangan diri dalam keterampilan belajar juga
menjadi suatu keharusan untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi semua pihak.
Manusia
adalah makhluk yang diciptakan serupa dengan Tuhan dan manusia memiliki banyak
manfaat dalam hidupnya yang terhormat. Manusia memiliki pedoman hidup atau prinsip
yang dipegangnya teguh, ia adalah makhluk yang mandiri dan mampu berkomunitas
yang sehat. Oleh karena itu, manusia adalah makluk social yang dapat terkena
masalah namun mampu berpegang pada pedoman hidupnya.
Dalam menghadapi setiap
permasalahannya, manusia haruslah mampu berfikir kritis agar dapat memecahkan
masalah tersebut dan mengetahui solusi apa yang harus dilakukan dalam
menyelesaikannya. Metode 5W+1H (Where, When, Who, What, Why + How) adalah
metode yang biasa dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi agar
dapat menyelesaikannya dengan baik.
Dalam
makalah ini akan dibahas secara singkat mengenai manusia menurut religious
worldview dan berfikir kritis dalam menghadapi krisis pelayanan kesehatan yang
terjadi di pulau terdepan Indonesia. Mengenai permasalahan apa yang terjadi
disana dan bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pembahasan
A. Berpikir
kritis
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir
sistematik yang penting bagi seorang profesional dan merupakan suatu perkembangan
kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional serta cermat.1
Berpikir kritis merupakan suatu aktifitas kognitif
yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti
menggunakan proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan,
seleksi dan menilai/memutuskan.
Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan
yang tepat dalam berpikir dan bekerja dan membantu dalam menentukan keterkaitan
sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan
berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah / pencarian solusi,
dan pengelolaan proyek.Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan
integrasi beberapa bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan
(observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan
persuasi. Semakin baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan
semakin dapat mengatasi masalah-masalah/proyek komplek dan dengan hasil yang
memuaskan.
B. Keterampilan
belajar
Keterampilan belajar adalah daya atau kemampuan
untuk secepatnya mempelajari hal-hal yang baru.2 Dengan sendirinya,
fasilitas yang memadai sedikit banyaknya akan menjadi pendorong terciptanya
keterampilan belajar, hasrat dan kemampuan tinggi adalah yang utama dalam
keterampilan belajar.2 Faktor-faktor pendukung ialah :
·
Faktor pengajar
·
Fasilitas belajar
·
Faktor kesehatan
·
Faktor sikap
C. Skenario
permasalahan
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kepri (Kepulauan
Riau) Tjetjep Yudiana, tenaga dan peranan dokter keluarga sangat diperlukan di
pulau terpencil. Contohya Pulau Tujuh, yang menjadi salah satu pulau terdepan
di Kepri. Masyarakat di sana jika terkena penyakit dan ingin berobat, harus
menempuh waktu 7-8 jam menggunakan perahu bermotor untuk mencapai lokasi
kesehatan. Jika hanya penyakit biasa, mungkin masih bisa di selamatkan.
“Tapi bagaimana dengan pasien yang gawat darurat,
apakah masih bisa bertahan,” jelas Tjetjep,kemarin.
D. Analisis
masalah
Dalam scenario B, menurut Kepala Dinas Kesehatan
Kepri (Kepulauan Riau) Tjetjep Yudiana, dapat disimpulkan bahwa 5w 1h yang
terdapat dalam scenario adalah sebagai berikut :
·
Who: dalam hal ini siapa yang memiliki
masalah (pemilik masalah)
Jawabannya
adalah masyarakat
·
Where: dalam hal ini dimana terjadinya
permasalahan ini
Jawabannya
adalah di pulau terdepan di Kepri, Indonesia. (mis: Pulau Tujuh)
·
When: dalam hal ini kapan permasalahan
ini terjadi
Jawabannya
adalah setiap masyarakat di pulau tersebut terkena penyakit
·
What: dalam hal ini apa yang terjadi/
permasalahan apa yang dialami
Jawabannya
adalah adanya permasalahan kurangnya tenaga dan peranan dokter di pulau,
masalah ruang dan waktu, serta permasalahan financial.
·
Why: dalam hal ini mengapa permasalahan
ini dapat terjadi
Jawabannya
adalah karena letak pulau yang sangat terpencil dan terdepan di Indonesia.
·
How: dalam hal ini bagaimana cara
mengatasi permasalahan yang ada
Jawabannya
adalah dengan membuka rumah sakit/menyediakan ambulance helicopter/boat.
Religious Worldview
Sebuah pandangan dunia yang
komprehensif (atau pandangan dunia) adalah orientasi kognitif
fundamental individu atau masyarakat meliputi keseluruhan dari individu atau
pengetahuan masyarakat dan point-of-view , termasuk filsafat alam, fundamental,
eksistensial, dan normatif dalil-dalil, atau tema, nilai , emosi, dan etika.
Istilah ini adalah teknik
calque dari Jerman kata Weltanschauung [vɛlt.ʔan ˌ ʃaʊ.ʊŋ] ( mendengarkan ), terdiri dari Welt ('dunia')
dan Anschauung ('pandangan' atau 'outlook').Ini adalah konsep
fundamental ke Jerman filsafat dan epistemologi dan mengacu pada persepsi di
seluruh dunia. Selain itu, mengacu pada kerangka ide-ide dan keyakinan di
mana seorang individu, kelompok atau kebudayaan menafsirkan dunia dan berinteraksi dengan itu. 3
Keberagaman
hidup berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dapat di artikan bahwa di dunia ini
terdapat macam-macam suku, agama, ras, adat dan lain-lain. Namun, kita tidak
boleh membeda-bedakan dan tidak boleh menghina. Kita harus bisa saling
mengasihi, menunjukkan sikap berdasarkan apa yang sudah di wahyukan Tuhan.
Pentingnya
religius worldview :
·
Membentuk orientasi hidup
Pandangan dunia kita mengarahkan
kehidupan kita. Landasan utama setiap agama adalah suatu pandangan dunia, dan
setiap pandangan dunia mengarah ke agama. Suatu pandangan tentang alam
cenderung membangkitkan reaksi religius di dalam kita karena kita perlu
bergerak seirama dengan alam semesta. Penting bagi kita untuk mengarahkan
kehidupan kita kepada sesuatu yang benar-benar penting dalam hakikat terdalam
dari segala hal.
Apabila di kaitkan dengan kasus di
atas (masalah kesehatan di Pulau Tujuh, Kepulauan Riau) ini berartikan bahwa
dalam permasalahan tersebut apabila solusi yang ada telah terealisasikan dengan
baik, maka sudah mengarah ke kesehatan yang lebih baik dan tujuan untuk dapat
menyelesaikan masalah tersebut tentunya tercapai. Reaksi religiusnya ialah
pergerakkan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik dengan menyelesaikan
masalah tersebut menggunakan solusi yang sudah ada. Dari hal tersebut pandangan
sudah mengarah ke kehidupan kita tentang sesuatu yang benar penting yaitu
kepentingan untuk mengatasi masalah kesehatan di pulau terpencil dan berartikan
bahwa dalam konteks membangun orientasi hidup menekankan pentingnya akal atau
solusi yang ada.
·
Membangun kemandirian
Dalam kehidupan bermasyarakat di
Pulau Tujuh,Kepulauan Riau tentulah harus di bangun kemandirian yang kokoh. Hal
ini dapat terwujud apabila terdapat pengenalan religius worldview secara benar
kepada masyarakat. Dengan mengenal religius worldview mereka semakin bisa
menghadapi kenyataan kehidupan mereka bahwa terdapat masalah kesehatan di
daerah mereka.
Apabila di kaitkan dengan kasus di
atas ini berartikan bahwa saat mewujudkan solusi-solusi yang ada untuk
penyelesaian masalah, masyarakat telah di beri dampingan untuk lebih kompak dan
berinisiatif yang baik terhadap masalah yang terjadi di daerah mereka.
·
Membangun komunitas yang sehat
Kehidupan masyarakat adalah
kehidupan dalam suatu komunitas. Untuk membangun komunitas yang baik di perlukan
komunitas yang sehat. Komunitas yang sehat adalah dimana di dalam
suatu komunitas tersebut ada keterbukaan satu dengan yang lainnya. Apabila
terjadi suatu masalah, masalah tersebut di musyawarahkan hingga nanti terbentuk
sebuah keputusan bersama.4
E. Hipotesis
·
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan.
·
Fasilitas yang kurang memadai.
F. Sasaran
pembelajaran
·
Berpikir kritis
·
Religius worldview
Kesimpulan
Di
lihat dari sudut pandang berpikir kritis dan religius worldview, ke dua hal
tersebut dapat membantu memahami dan mampu menyelesaikan suatu permasalahan.yang
ada di pulau tujuh.
Daftar Pustaka
1. Wong
Donna L, Marilyn Hockenberry Eaton, David Wilson, Marilyn L.Winkelstein,
Patricia Schwartz. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta 2009.
2. Edward
de Bono (2007). Rovolusi Berpikir. Bandung: PT Mizan Pustaka. Hal 204
4. Ganda
Yahya. Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi. GRASINDO,
Jakarta 2008.
5. Hidayat
komaruddin. The Wisdom of Life ‘Menjawab Kegelisahan Hidup dan Agama’.
PT.Kompas Media Nusantara, Jakarta 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar